KOGNITIF : Menggunakan alat dapur sederhana BAHASA 3.11-4.11 : Membuat tulisan sederhana SENI 3.15-4.15 : Membuat karya seni D. Rencana Kegiatan 1. Menegaskan buah stroberi ciptaan Tuhan 2. Memadukan gerakan tangan saat mengoles selai stroberi 3. Memfokuskan aturan saat membuat roti selai stroberi 4.
Andajuga dapat menyimpan roti pada suhu kamar normal dan mengkonsumsinya dalam 2-3 hari. Baca juga: Agar Makan Roti Tak Bikin Diet Gagal, Jangan Lakukan 5 Kesalahan Ini Selalu update info terkini.
Rotitawar telur keju didinginkan selama satu jam, setelah itu dilakukan pengecekan terhadap suhu roti tawar telur keju. Apabila suhu roti tawar telur keju telah mencapai suhu standar proses pendinginan (±32 0 C), maka dilanjutkan proses selanjutnya yaitu pemotongan roti tawar telur keju dengan alat pemotong roti yang memiliki ketebalan 1,2 cm
V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1 Perlakuan fermentasi bakteri asam laktat BAL berpengaruh sangat nyata terhadap sifat fisikokimia tepung ubi jalar modifikasi, yaitu meningkatkan swelling power, solubility, dan kandungan amilosa, tetapi tidak berpengaruh terhadap water absorption capacity, kecuali perlakuan fermentasi L.plantarum. 2 Substitusi 40
Amatisetiap hari selama 4 hari dan catatrekam kerusakan apa yang terjadi baik dalam tulisan maupun gambar. C. Pengamatan Roti Tawar 1. Siapkan roti tawar dan wadah 2. Letakkan
T3zUuEY. - Roti tawar merupakan salah satu alternatif sarapan dan camilan bagi orang Indonesia. Penyajiannya yang praktis dan mengenyangkan menjadi alasan, mengapa roti tawar disukai beberapa roti tawar juga mudah berjamur. Apalagi jika tidak disimpan dengan benar. Ada rasa mubazir setiap kali harus membuang roti tawar yang berjamur. Baca juga Cara Simpan Tahu Tanpa Kulkas, buat Gorengan Besok Oleh karena itu, tak adalah salahnya untuk mengikuti lima cara simpan roti tawar agar tidak mudah jamurdan dikutip dari Food & Wine dan Chatelaine 1. Simpan roti dalam bungkus kertas Roti tawar yang baru saja dipanggang, baik untuk dimakan hingga dua sampai tiga hari. Kalau kamu ingin menyimpannya lebih lama, kamu harus menyimpan roti tawar dengan kertas pembungkus. Menurut Kepala Toko Sullivan Street Bakery di Miami, Madelyn Ostern mengungkapkan, kertas pembungkus lebih baik dalan menjaga kelembapan roti dibandingkan plastik. 2. Selalu simpan roti dalam kotak kedap udara Cara lain simpan roti tawar selain dibungkus kertas adalah disimpan dalam kotak kedap udara. Udara bisa mempercepat roti menjadi berjamur. Itu karena udara membawa partikel kecil yang dapat tumbuh di lapisan roti juga Cara Simpan Donat Tanpa Kulkas buat Camilan Besok 3. Masukkan roti ke dalam freezer Kalau kamu masih ingin menyimpan roti tawar hingga lima sampai tujuh hari kedepan, kamu bisa memasukkan roti ke dalam freezer. Membekukan roti tawar bisa memperpanjang lama penyimpanan. Cara simpan roti tawar ini dapat mencegah roti menjadi basi. Sebelumnya, pastikan membungkus roti dalam kantong ziplock. Agar lebih mudah ditata dalam freezer. 4. Jangan menyimpan roti di dalam kulkas Ternyata, menyimpan roti di dalam kulkas tidak dianjurkan. Pasalnya, kulkas memiliki suhu yang tidak terlalu dingin. Proses pembekuan yang setengah-setengah ini justru bisa memicu pertumbuhan jamur pada permukaan roti tawar. Baca juga Cara Simpan Susu Cair Setelah Buka Kemasan, Tahan Sampai 7 Hari 5. Jangan biarkan roti dalam bungkus yang terbuka Cara simpan roti tawar berikutnya adalah simpan roti dalam bungkus kertas yang tertutup dan jauhkan dari sinar matahari. Paparan sinar matahari bisa memaksa air dalam roti cepat menguap sehingga membuat roti kehilangan kelembapan udara. Hilangnya kelembapan udara pada permukaan roti tawar bisa membuatnya cepat basi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
MaxPixel's contributors Cara menyimpan roti tawar agar tahan lama – Pasti banyak di antara teman-teman yang suka makan roti tawar, bukan? Roti tawar memang mudah diolah menjadi berbagai makanan, teman-teman. Tapi, biasanya roti tawar harus dibeli sekaligus dalam jumlah yang banyak, sementara roti tawar harus segera dikonsumsi supaya tidak basi. Supaya roti tawar bisa lebih awet dan tidak cepat basi, ada cara yang bisa teman-teman lakukan, lo. Serba-Serbi Menyimpan Roti Roti tawar bisa dengan mudah ditumbuhi jamur dan basi dalam beberapa hari, teman-teman. Ada pendapat yang mengatakan sebaiknya roti tawar disimpan dalam kulkas. Namun sebenarnya cara ini bisa mempercepat proses perubahan tekstur roti, lo. Namun, kita bisa menyimpan roti dalam freezer dan ini bisa memperlambat proses perubahan tekstur roti. Menurut Susan Reid, editor rubrik makanan di Majalah Sift, adonan roti yang dipanggang terbuat dari protein, tepung, dan air. Panas dari oven ini akan membuat protein bekerja membentuk struktur roti. Panas dari oven juga membuat pati dalam tepung menyerap dan menahan air. Makanya, roti menjadi empuk, teman-teman. Setelah proses pemanggangan selesai, kandungan air di dalamya bergerak ke arah luar roti. Inilah mengapa meskipun roti dibungkus, tetap bisa kehilangan kerenyahannya. Baca Juga Kue Buah Bisa Bertahan Selama Ratusan Tahun, Apa Rahasianya? Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
– Kalau roti tawar menjadi pilihan Anda untuk sarapan, itu berarti hampir dipastikan selalu ada stok roti tawar di rumah Anda. Tapi, seberapa tahan lama Anda menyimpan roti tawar? Tidak hanya sekadar dioles dengan selai atau mentega saja, roti tawar juga bisa diolah menjadi berbagai makanan. Sayangnya, roti tawar mudah basi dan berjamur jika tidak disimpan dengan benar. Baca Juga Sedia Stok Roti Tawar Selama Pandemi Covid-19 Tapi Khawatir Cepat Berjamur? Ini Cara Menyimpan Roti Tawar Agar Tahan Lama! Roti juga mudah mengeras jika disimpan terlalu lama. Kita cari tahu, yuk, tips menyimpan roti tawar agar awet dan tahan lama. Jamur di Roti Tawar dan Perubahan Tekstur Roti Salah satu penyebab roti tawar tidak awet disimpan lama adalah jamur yang tumbuh pada roti. Baca Juga Roti Putih Bikin Gemuk Mitos atau Fakta? Yuk Cek Kebenarannya PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Siapa, sih yang gak suka roti tawar? Hampir semua orang pasti pernah mengkonsumsi jenis roti yang satu ini, entah untuk sarapan, bekal, atau sekadar kudapan. Roti tawar memang banyak digemari karena mudah dipadukan dengan bahan pelengkap apa saja, seperti selai, saus, sosis, telur, hingga diolah menjadi berbagai resep sayangnya, roti tawar adalah salah satu jenis makanan yang masa simpannya relatif singkat. Jika tidak disimpan dengan benar, maka roti bisa mengeras atau justru mudah berjamur. Berikut beberapa tips sederhana agar roti tawar sobat bisa lebih awet tapi tetap lembut untuk Jangan membuka kemasan roti jika tidak akan segera roti tawar yang sobat beli telah berjamur sebelum tanggal expired di kemasan? Ternyata hal ini dikarenakan kontak roti dengan udara yang mengakibatkan roti menjadi lembab dan lebih mudah ditumbuhi jamur. Penyimpanan yang kurang tepat memang rawan membuat roti tawar karena itu, sebaiknya jangan dulu membuka bungkus roti ketika belum ingin memakannya dan menghabiskan roti dalam waktu relatif singkat, sebab kemasan inilah yang menjaga roti tetap segar. Jika telah membukanya, pastikan untuk menutup kembali kemasan dengan rapat agar kualitas roti tetap terjaga. Baca Juga Stok Roti Tawar Melimpah? Bikin Jadi 5 Kudapan Lezat ini Yuk! 2. Menggunakan wadah kedap udara sebagai tepat penyimpanan berikutnya adalah menyimpan roti tawar di dalam wadah tertutup yang kedap udara. Pastikan wadah penyimpan sobat bersih dan kering, ya. Cara ini bisa menjaga roti tetap lembut dan tidak mengeras karena terkena udara. Dan pastinya, menyimpan dalam wadah yang tertutup rapat dapat memperpanjang masa simpan roti meskipun diletakkan di suhu tidak ada container, kalian bisa memakai plastik yang cukup tebal atau aluminium foil dan pastikan untuk mengemas roti dengan rapat. Plastik ziplock yang lebih praktis juga bisa menjadi pilihan sebagai wadah penyimpanan roti Simpan roti di lemari menjadi rahasia umum jika makanan dan minuman yang disimpan dalam lemari es akan lebih terjaga kesegarannya. Begitu pula dengan roti tawar. Sobat bisa menyimpan roti tawar di bagian chiller lemari es agar roti lebih awet dan tetap empuk. Dengan cara ini, roti bisa tahan hingga satu minggu ingin masa simpan yang lebih lama lagi, kalian bisa meletakkan roti tawar di bagian freezer. Dengan demikian, masa simpan roti bisa mencapai satu bulan. Ketika akan mengkonsumsi roti tawar yang beku, cukup ambil beberapa lembar roti dan letakkan di suhu ruangan sekitar setengah jam agar roti lembut kembali, atau panaskan di microwave selama beberapa detik sebelum menyimpan roti tawar di lemari es, pastikan dulu ya, sobat meletakkan roti di dalam plastik atau wadah tertutup dan bersih agar tidak tercampur dengan aroma dari bahan makanan beberapa tips sederhana untuk menyimpan roti tawar agar lebih awet. Jadi, gak ada roti yang terbuang lagi deh karena berjamur. Semoga membantu, ya. Baca Juga 7 Hidangan Lezat Roti Baguette Khas Perancis, Berkelas & Wajib Dicoba! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Sugiharto et al Fortifikasi minyak ikan pada roti tawar EFEK FORTIFIKASI MINYAK IKAN TERHADAP KADAR OMEGA-3 DAN SIFAT SENSORI ROTI TAWAR SELAMA PENYIMPANAN[The Effect of Fish Oil Fortification on the Omega-3 Fatty Acids and Sensory Properties of White Bread during Storage] Ribut Sugiharto , Sri Setyani, Nevy Rikafilanti Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung 35145, Email korespodensi ributsugiharto Diterima 23-10-2014 Disetujui 25-02-2015ABSTRACT White bread is one type of bread that contains low amount of sugar and generally consumed daily. So far, white bread is used as a source of carbohydrates only, since other nutrients present in very small amounts. One effort to improve the nutritional value of white bread is fortified with omega-3 fatty acids, derived from fish oil. The purpose of this study was to determine the amount of fish oil added and storage time of white bread in order to produced white bread that contained high level of omega-3 fatty acid and good sensory properties. This research was arranged within a Complete Randomized Block Design in factorial with three replications. The first factor was the amount of fish oil added 0%, 1%, and 2% and the second factor was the storage time 0, 1, 2, and 3 days. The data were analyzed using Bartlett test for homogeneity and Tuckey test for additivity. The data then were analyzed by using ANOVA to see the differences between treatments and analyzed further using LSD at 5% level to determine the best treatment. The results showed that the white bread obtained by adding 1% fish oil and 0 days storage time resulted as the best treatment with total omega-3 fatty acid aroma less fishy, taste less taste fish oil, texture soft, and the overall acceptance was like. Keywords fish oil, fortification, omega-3, white Roti tawar merupakan salah satu jenis roti yang tidak banyak ditambah gula dan merupakan jenis roti yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Sejauh ini roti tawar hanya digunakan sebagai sumber karbohidrat saja, sedangkan zat gizi lainnya ada dalam jumlah yang sedikit. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai gizi roti tawar adalah dengan fortifikasi asam lemak omega-3, yang berasal dari minyak ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jumlah minyak ikan dan lama penyimpanan roti tawar yang tepat agar dihasilkan roti tawar dengan kadar omega-3 yang tinggi dan sifat sensori yang baik. Perlakuan disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap RAKL dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu jumlah minyak ikan yang ditambahkan, yaitu 0% M0, 1% M1, dan 2% M2 dari berat tepung terigu yang digunakan dan faktor kedua adalah lama penyimpanan roti tawar, yaitu 0 hari L0, 1 hari L1, 2 hari L2, dan 3 hari L3. Data uji sensori dianalisis kesamaan ragamnya degan uji Bartlett dan kemenambahannya dengan uji Tuckey. Data selanjutnya dianalisis lebih lanjut dengan uji ragam untuk melihat adanya perbedaan antar perlakuan, dan dilanjutkan dengan dengan uji Beda Nyata Terkecil BNT pada taraf 5% untuk ,enentukan perlakukan terbaik. Data kadar asam lemak omega 3 yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil terbaik diperoleh dari perlakuan dengan penambahan jumlah minyak ikan sebanyak 1% dan lama penyimpanan selama 0 hari M1L0 dengan total kadar asam lemak omega 3 sebesar 1,27%, aroma 4,43 agak amis, tekstur 4,23Fortifikasi minyak ikan pada roti tawar Sugiharto et al Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 Maret 2015 lembut, rasa 4,02 agak terasa minyak ikan, dan penilaian keseluruhan sebesar 3,95 suka. Kata kunci fortifikasi, minyak ikan, omega-3, roti tawar. PENDAHULUAN Roti merupakan produk pangan hasil fermentasi tepung dengan ragi roti dan bahan pengembang lainnya yang dipanggang untuk mematangkannya Mudjajanto dan Yulianti, 2004. Roti tawar merupakan salah satu jenis roti yang tidak banyak ditambah gula dan merupakan jenis roti yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Sejauh ini roti tawar hanya digunakan sebagai sumber karbohidrat saja, sedangkan zat gizi lainnya ada dalam jumlah yang sedikit. Gaman dan Sherington 1992 menyatakan bahwa konsentrasi karbohidrat yang ada pada roti tawar yaitu mencapai 50% sedangkan protein, air, vitamin dan mineral masing-masing 8%, 39%, dan 1,5%, tetapi kadar lemaknya hanya sekitar 1,5%. Hal tersebut menyebabkan perlu adanya fortifikasi pada roti tawar agar kadar asam lemak yang baik bagi tubuh meningkat, seperti dengan menambahkan asam lemak omega-3 yang bisa didapatkan dari minyak ikan. Penambahan asam lemak omega-3 pada roti tawar diharapkan dapat meningkatkan sifat fungsional roti tawar yang dapat menjadikan roti tawar memiliki nilai tambah. Namun masalahnya adalah asam lemak omega-3 memiliki sifat yang sensitif terhadap oksigen yang dapat menyebabkan oksidasi asam lemak ketengikan. Oksidasi asam lemak dapat menyebabkan perubahan sensori pada roti, terutama pada aromanya. Asam lemak yang teroksidasi biasanya akan menyebabkan penyimpangan aroma pada suatu produk pangan yaitu terbentuknya aroma yang tengik pada bahan pangan. Penyimpangan sensori produk pangan yang ditambahkan minyak ikan yang mengandung asam lemak juga akan mempengaruhi masa simpan dari produk tersebut. Penambahan minyak ikan ke dalam bahan pangan yang dilakukan oleh Lukito dan Arges 2009 menunjukkan bahwa penerimaan cookies yang difortifikasi dengan 10g minyak ikan menghasilkan cookies yang paling baik secara sensori dibandingkan perlakuan lainnya yaitu perlakuan penambahan minyak ikan sebanyak 20g dan 30g. Ye dan Cui 2009 melaporkan keju olahan yang difortifikasi dengan asam lemak omega-3 menghasilkan keju yang memiliki rasa amis. Berdasarkan penelitian-penelitian yang terdahulu, penelitian fortifikasi minyak ikan ke dalam roti tawar yang dilakukan ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah minyak ikan dan lama penyimpanan roti tawar yang tepat agar dihasilkan roti tawar dengan kadar omega 3 yang tinggi dan sifat sensori yang baik. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung terigu merek Cakra Kembar, gula pasir, air, ragi roti merek Saf-Instant, garam, susu full cream merek Dancow, shortening curah, pengembang merek Baker Bonus, minyak ikan curah, serta bahan-bahan untuk analisis seperti n-heksan, NaOH, NaCl, dan BF 3 . Sedangkan alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah mixer, loyang, baskom, oven, timbangan, pemipih, plastik, soxhlet , Gas Sugiharto et al Fortifikasi minyak ikan pada roti tawar Chromatography GC merek Hitachi 263-50, alat uji organoleptik, dan alat-alat penunjang analisis. Metode Penelitian Perlakuan disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap RAKL dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu jumlah minyak ikan yang ditambahkan, sedangkan faktor kedua adalah lama penyimpanan roti tawar. Kombinasi perlakuan faktor pertama dan faktor kedua dapat dilihat pada Tabel 1. Data uji sensori dianalisis kesamaan ragamnya dengan uji Bartlett dan kemenambahannya dengan uji Tuckey. Data selanjutnya dianalisis lebih lanjut dengan uji ragam untuk melihat adanya perbedaan antar perlakuan, dan dilanjutkan dengan dengan uji Beda Nyata Terkecil BNT pada taraf 5% untuk ,enentukan perlakukan terbaik. Data kadar asam lemak omega 3 yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Tabel 1. Kombinasi perlakuan faktor pertama dan faktor kedua Faktor Pertama Penambahan Minyak Ikan Faktor Kedua Lama Simpan M0 Tanpa ditambah minyak ikan 0%, b/b L0 Lama penyimpanan 0 hari M1 Penambahan minyak ikan 1% b/b L1 Lama penyimpanan 1 hari M2 Penambahan minyak ikan 2% b/b L2 Lama penyimpanan 2 hari L3 Lama Penyimpanan 3 hari Pembuatan Roti Tawar Pembuatan roti tawar diawali dengan tahapan pencampuran bahan- bahan, yaitu 1000g tepung terigu, 80g gula pasir, 11g ragi roti, 15g garam, 5g pengembang dan ditambahkan 550ml air dingin dicampur dan dihomogenkan dengan mixer, kemudian 80g susu dan 40g shortening ditambahkan ke dalam adonan. Selanjutnya minyak ikan ditambahkan sesuai dengan perlakuan yang diberikan 0%,1%, dan 2% dari berat tepung terigu. Kemudian 50ml air dingin ditambahkan pada adonan, adonan dihomogenkan dengan mixer dengan kecepatan maksimum selama ±15 menit, hingga kalis. Adonan yang telah kalis didiamkan selama ±10 menit, kemudian adonan dipipihkan hingga ketebalan ±2 cm. Adonan yang telah dipipihkan, digulung dan dimasukkan ke dalam loyang sambil ditekan dipadatkan dan tutup loyang dibiarkan setengah terbuka selama 15 menit selanjutnya difermentasi selama ±60 menit pada suhu ruang dengan kondisi loyang tertutup rapat. Selanjutnya pemanggangan dilakukan pada suhu 200 C selama 30 menit. Setelah melewati beberapa tahapan tersebut akan dihasilkan roti tawar yang telah difortifikasi dengan minyak ikan. Pengamatan Pengamatan terhadap roti tawar yang difortifikasi dengan minyak ikan meliputi total kadar asam lemak omega-3, dan uji sensori meliputi aroma, tekstur, rasa, dan penilaian keseluruhan. Kadar Omega 3 Persiapan Sampel Lemak. Persiapan sampel lemak ekstraksi lemak dilakukan dengan metode soxhlet AOAC, 1995. Ekstraksi sampel roti diawali dengan penimbangan labu didih, kemudian penimbangan 50g roti tawar yang kemudian ditempatkan dalamFortifikasi minyak ikan pada roti tawar Sugiharto et al Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 Maret 2015 Thimble selongsong tempat sampel, o VOLUME AKHIR KADAR OMEGA-3 % = ——————— X KONSENTRASI STANDARD X ————————— LUAS AREA BERAT SAMPEL LEMAK STANDAR Penentuan skala dalam uji sensori disesuaikan dengan perlakuan penambahan minyak ikan yang memungkinkan adanya aroma amis dan rasa minyak ikan roti tawar yang dihasilkan. Skala yang digunakan adalah Penilaian sensori yang dilakukan meliputi aroma, tekstur, rasa, dan penerimaan keseluruhan. Penilaian aroma, tekstur, dan rasa dilakukan menggunakan uji Skoring, serdangkan penilaian keseluruhan dilakukan dengan uji Hedonik dengan 20 orang panelis. Uji Sensori Keterangan Konsentrasi standard ALA = 0,5% Volume akhir = 5ml Konsentrasi standard EPA = 50mg Bobot sampel Lemak = 0,2g Konsentrasi standard DHA = 50mg C. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan pola pemisahan dengan senyawa standar dengan membandingkan waktu retensi. Rumus perhitungan kadar linolenat, EPA, dan DHA lemak roti tawar o Detektor yang digunakan adalah detector FID Flame Ionization Detector dengan suhu 250 2 . dan H 2 C, gas carrier N C suhu terprogram dengan peningkatan suhu 5 C/menit, suhu injector 200 kemudian selongsong dimasukkan ke dalam soxhlet. Cawan disambungkan dengan soxhlet lalu pelarut heksan dituang dituang ke dalam soxhlet sebanyak 150ml, selanjutnya dilakukan refluks selama minimal 5 jam sampai lemak dalam soxhlet berwarna jernih. Kemudian labu didih yang berisi lemak dikeringkan di oven pada suhu 70 o C panjang 4meter, diameter 0,3175cm, suhu kolom terprogram 150-180 o C selama 20 menit. Setelah dingin 2mL NaCl jenuh dan 5mL heksan ditambahkan ke dalamnya dan kemudian divorteks. Selanjutnya akan terjadi dua lapisan dengan heksan dibagian atas. Kemudian fraksi heksan bagian atas diinjeksikan sebanyak 2µl pada alat kromatografi gas. Turunan metil ester dari asam lemak dipisahkan menggunakan kromatografi gas dengan fase diam yang digunakan adalah kolom DEGS suhu 250 o 20% dipanaskan lagi dengan suhu 80 3 C selama 20 menit. Kemudian ditambahkan 5ml BF o Pengukuran omega 3 dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi gas GC BBPP, 2013. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara berikut, 0,2g sampel minyak ditempatkan dalam tabung tertutup dan ditambahkan 5mL NaOH 0,5N dalam methanol dan dipanaskan pada waterbath suhu 80 Pengukuran Kadar Omega 3 C, sampai beratnya tetap. Berat lemak yang dihasilkan adalah selisih berat labu didih berisi lemak dan berat labu didih kosong awal. Sedangkan kadar lemaknya dihitung adalah berat lemak yang dihasilkan dibagi dengan berat sampel, kemudian dikalikan 100%. oLUAS AREA SAMPEL 3 3 2 3 4 5 1 Penilaian keseluruhan Sangat suka Suka Agak suka Tidak suka Sangat tidak suka 2 Analisis komposisi asam lemak menunjukkan total asam lemak omega 3, yang terdiri dari Alpha Linolenic Acid ALA, Ecoso Pentanoic Acid EPA, dan Docoso Heptanoic Acid DHA yang terdapat pada lemak roti tawar berkisar antara 0,75 4 5 1 Tekstur Sangat lembut Lembut Agak lembut Keras Sangat keras 2 4 Kadar Omega 3 5 1 Rasa Normal Agak terasa minyak ikan Terasa minyak ikan Sangat terasa minyak ikan Menyimpang 2 3 4 5 Aroma Normal Agak amis Amis Sangat manis Menyimpang Mutu Kriteria Skor Kriteria Skor Parameter Parameter Mutu Tabel 1. Skala penilaian sensori roti tawar. Sugiharto et al Fortifikasi minyak ikan pada roti tawar 1 HASIL DAN PEMBAHASAN – Kadar asam lemak omega-3 tertinggi yaitu berasal dari perlakuan penambahan minyak ikan sebanyak 2% M2 dengan lama penyimpanan 0 hari L0. Kadar asam lemak omega-3 total ALA, EPA, dan DHA roti tawar hasil penelitian disajikan pada Gambar 1, sedangkan kromatogram hasil analisis kadar asam lemak omega-3 disajikan pada Gambar M0L0 M0L1 M0L2 M0L3 M1L0 M1L1 M1L2 M1L3 M2L0 M2L1 M2L2 M2L33 % Gambar 1. Grafik total kadar asam lemak omega 3 pada roti tawar Kad ar Om e ga PerlakuanFortifikasi minyak ikan pada roti tawar Sugiharto et al Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 Maret 2015 Gambar 2. Kromatogram hasil analisis kadar asam lemak omega-3 Penambahan minyak ikan pada roti tawar akan mempengaruhi peningkatan jumlah asam lemak omega-3 pada roti tawar. Peningkatan total omega- 3 pada setiap perlakuan penambahan jumlah minyak ikan diduga terjadi karena adanya penambahan minyak ikan yang mengandung kadar omega-3 yang tinggi. Pada penelitian ini minyak ikan yang digunakan untuk fortifikasi pada roti tawar yaitu minyak ikan dengan total kadar asam lemak omega-3 sebesar 4,65%, dengan kadar ALA sebesar 3,88g/100g minyak, EPA sebesar minyak dan DHA sebesar minyak. Gambar 1 menunjukkan semakin banyaknya jumlah minyak ikan yang ditambahkan pada adonan roti tawar maka akan semakin tinggi pula kadar asam lemak omega-3 total yang terkandung di dalamnya. Penambahan minyak ikan sebanyak 2% M2 dari bahan baku tepung terigu yang digunakan menghasilkan roti dengan kadar omega-3 yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 1,64%. Pada penambahan minyak ikan sebanyak 2% baik dengan lama penyimpanan selama 0 hari, 1 hari, 2 hari, maupun 3 hari memiliki nilai total omega- 3 yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, namun pada parameter lainnya yaitu sifat sensorinya memiliki nilai yang jauh lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Pada penambahan minyak ikan sebanyak 1% dengan lama penyimpanan selama 0 hari M1L0 memiliki nilai sensori yang baik dibandingkan perlakuan penambahan minyak ikan sebanyak 2% serta kadar omega-3 pada perlakuan M1L0 walaupun tidak lebih tinggi dibandingkan perlakuan penambahan minyak ikan sebanyak 2% tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan Gambar 1, faktor lama penyimpanan menunjukkan adanya penurunan kadar omega 3 setiap harinya. Hal ini diduga karena terjadinya proses oksidasi pada roti tawar selama penyimpanan. Proses oksidasi mudah terjadi pada asam lemak tak jenuh ganda, omega-3 merupakan asam lemak tak jenuh ganda. Proses oksidasi dapat mempengaruhi kualitas serta kuantitas asam lemak omega 3 yang terkandung di dalam roti. Semakin lama penyimpanan roti tawar maka akan memungkinkanSugiharto et al Fortifikasi minyak ikan pada roti tawar terjadinya proses oksidasi yang akan memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar omega-3. Borneo et al. 2007 menyatakan bahwa terjadi sedikit penurunan kadar EPA, DHA, dan total asam lemak omega-3 selama penyimpanan cookies yang diamati setiap minggunya mulai dari pengamatan hari ke-0 minggu ke-1 hingga hari ke-28 minggu ke-4. Aroma Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara jumlah penambahan minyak ikan dan lama penyimpanan roti tawar berpengaruh nyata terhadap aroma roti tawar yang dihasilkan. Analisis lebih lanjut dengan uji BNT 5% menunjukkan bahwa nilai aroma tertinggi diperoleh dari perlakuan M0L2, sedangkan nilai aroma terendah pada penambahan minyak ikan sebanyak 0%, 1%, dan 2% dengan lama penyimpanan 3 hari M0L3, M1L3, dan M2L3. Penurunan nilai aroma roti tawar disebabkan ketidak sukaan panelis, karena aroma roti semakin amis. Semakin amisnya roti tawar karena minyak ikan memiliki aroma yang amis sehingga apabila ditambahkan pada roti tawar juga dapat menyebabkan aroma yang sedikit lebih amis pada roti tawar yang dihasilkan dibandingkan dengan roti tawar yang tidak ditambahkan minyak ikan serta selama penyimpanan memungkinkan terjadinya perubahan aroma yang menyebabkan panelis memberikan nilai yang lebih rendah. Syamsir 2011 menyatakan penguapan komponen flavor yang bersifat volatil, dan/atau pemerangkapan komponen flavor oleh polimer pati amilosa menyebabkan hilangnya aroma roti segar selama penyimpanan. Selain itu, beberapa komponen bersifat sangat labil dan jumlahnya menurun selama penyimpanan karena reaksi oksidasi atau reaksi lainnya. Data hasil uji BNT 5% untuk aroma dapat dilihat pada Gambar M0L2 M0L0 M1L0 M0L1 M1L2 M1L1 M2L0 M2L1 M2L2 M0L3 M1L3 M2L3 Gambar 3. Grafik interaksi jumlah minyak ikan dan lama simpan terhadap aroma rpti tawar perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah minyak ikan yang ditambahkan dan semakin lama penyimpanan roti tawar maka semakin rendah nilai skor uji organoleptik aroma roti tawar. Hal ini diduga karena minyak ikan memiliki aroma yang sangat amis, sehingga penambahan minyak ikan yang lebih banyak menyebabkan aroma roti tawar juga menjadi lebih amis. Taylor N il ai Se n sori Arom a Perlakuan a a a a b b c c d e e eFortifikasi minyak ikan pada roti tawar Sugiharto et al Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 Maret 2015 1989 menyatakan bahwa pada roti “white pan bread” yang ditambah minyak ikan sebanyak 2% memiliki aroma yang sedikit amis. Pada hari ketiga aroma normal khas roti tawar hilang dan mulai terjadi penyimpangan aroma seperti aroma apek dan tengik akibat terjadinya reaksi oksidasi pada roti tawar. Tekstur Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jumlah penambahan minyak ikan dan interaksi antara jumlah penambahan minyak ikan dan lama penyimpanan roti tawar tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur roti, sedangkan perlakuan lama penyimpanan sangat berpengaruh nyata terhadap tekstur roti tawar yang difortifikasi dengan minyak ikan. Berdasarkan analisis lanjut dengan BNT pada taraf nyata 5% didapatkan nilai tertinggi pada perlakuan L0 4,23 dan nilai terendah padda perlakuan L3 3,99. Hal ini diduga karena pada penyimpanan 0 hari dan 1 hari belum banyak terjadi perubahan distribusi air di dalam roti sehingga roti belum mulai mengeras sedangkan pada penyimpanan selama 2 hari dan 3 hari semakin banyak terjadi perubahan distribusi air dalam roti. Data hasil uji BNT 5% untuk tekstur dapat dilihat pada Gambar L0 L1 L2 L3 perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin lama penyimpanan roti tawar maka tekstur roti tawar akan menjadi semakin keras. Syamsir 2011 menjelaskan bahwa roti kehilangan karakteristik sensoriknya secara bertahap selama penyimpanan, karena bagian crumb menjadi lebih kering, keras, dan Gambar 4. Grafik pengaruh lama simpan terhadap aroma roti tawar staling , aktivitas air pada crumb lebih tinggi dari air pada crust menyebabkan air berpindah dari bagian crumb ke crust. Terperangkapnya sebagian air di dalam kristal pati menyebabkan distribusi air di dalam crumb bergeser dari gluten ke pati sehingga menurunkan ketersediaan air. Hal ini menyebabkan tekstur crumb menjadi kering dan rapuh. Hal ini pula yang menyebabkan tekstur roti pada hari ketiga menjadi lebih kering, keras dan rapuh dibandingkan perlakuan lainnya. N il ai S e n so ri T e ks tu r Perlakuan A A B C rapuh, crust menjadi lembek. Hal ini disebut dengan bread staling. SelamaSugiharto et al Fortifikasi minyak ikan pada roti tawar Rasa Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jumlah penambahan minyak ikan dan lama penyimpanan sangat berpengaruh nyata terhadap rasa roti tawar yang difortifikasi dengan minyak ikan. Interaksi antara kedua perlakuan juga sangat berpengaruh nyata terhadap rasa roti tawar yang dihasilkan. Analisis lebih lanjut dengan menggunakan BNT 5% menunjukkan bahwa skor tertinggi untuk nilai sensori rasa dihasilkan dari perlakuan M0L0 dan M0L1, sedangkan penilaian sensori terentag pada perlakuan penyimpanan 3 hari. M0L0 dan M0L1 tidak berbeda nyata dikarenakan pada perlakuan M0L0 dan M0L1 tidak adanya penambahan minyak ikan ke dalam adonan roti tawar dan roti tawar yang disimpan selama 0 hari dan 1 hari belum memberikan perubahan pada rasa roti tawar. Data hasil uji BNT 5% untuk rasa roti tawar dapat dilihat pada Gambar M0L0 M0L1 M1L0 M0L2 M1L1 M1L2 M2L0 M2L1 M2L2 M2L3 M0L3 M1L3 perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Gambar 5 juga terlihat bahwa semakin banyak minyak ikan yang ditambahkan dan semakin lama penyimpanan roti tawar menyebabkan semakin rendahnya penilaian panelis terhadap rasa roti tawar. Hal ini diduga karena minyak ikan memiliki rasa yang khas sehingga dapat mempengaruhi rasa dari produk yang difortifikasi dengan minyak ikan. Menurut Taylor 1989, pada roti “white pan bread ” yang ditambah minyak ikan memiliki rasa yang sedikit amis yang mengganggu penerimaan konsumen. Semakin lama penyimpanan roti tawar semakin rendah nilai organoleptiknya dikarenakan selama penyimpanan terjadi perubahan rasa pada roti tawar yang dihasilkan akibat hilangnya flavor aroma dan rasa khas roti tawar. Selain itu, pada perlakuan penambahan minyak ikan ke dalam adonan roti tawar juga diduga menjadi salah satu penyebab rasa roti tawar selama penyimpanan semakin rendah dari hari ke. Penilaian Keseluruhan Gambar 5. Grafik interaksi jumlah minyak ikan dan lama simpan terhadap rasa rpti tawar N il ai S e n so ri R as a Perlakuan A A B B CD E E F G G G Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jumlah penambahan minyak ikan dan lama penyimpanan sangat berpengaruh nyata terhadap penilaian keseluruhan oleh panelis terhadap roti tawar. Interaksi antara kedua perlakuan juga sangat berpengaruh nyata terhadap penilaian keseluruhan oleh panelis terhadap rotiFortifikasi minyak ikan pada roti tawar Sugiharto et al Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 Maret 2015 tawar yang dihasilkan. Uji lanjut dengan menggunakan BNT 5% menunjukkan bahwa perlakuan penambahan minyak ikan sebanyak 0% dan lama penyimpanan 0 hari M0L0 dan perlakuan penambahan minyak ikan sebanyak 0% dan lama penyimpanan 1 hari M0L1 mendapat nilai penerimaan keseluruhan tertinggi. Sedangkan perlakuan dengan lama penyinpanan 3 hari M0L3, M1L3, dan M2L3 nilai penerimaan keseluruhannya palinh rendah. Data hasil uji BNT 5% untuk rasa dapat dilihat pada Gambar M0L0 M0L1 M1L0 M1L1 M0L2 M2L0 M1L2 M2L1 M2L2 M0L3 M1L3 M2L3 Gambar 6. Grafik interaksi jumlah minyak ikan dan lama simpan terhadap penilaian keseluruhan roti tawar perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Gambar 6 menunjukkan semakin banyak jumlah minyak ikan yang ditambahkan dan semakin lama penyimpanan roti tawar maka semakin rendah penilaian keseluruhan terhadap roti tawar yang dilakukan oleh panelis atau semakin banyak panelis yang kurang menyukai roti tawar tersebut. Roti tawar dengan penambahan minyak ikan sebanyak 0% dan lama penyimpanan roti tawar selama 0 hari M0L0 dan roti tawar dengan penambahan minyak ikan 0% dan lama penyimpanan 1 hari M0L1 adalah roti tawar yang paling disukai panelis dibandingkan perlakuan lainnya yaitu dengan nilai uji organoleptik sebesar 4,52 dan 4,38. Hal ini diduga karena penambahan minyak ikan yang semakin banyak dan lama penyimpanan roti tawar yang semakin lama memberikan perubahan-perubahan aroma, rasa, dan tekstur dari roti tawar, sehingga menyebabkan panelis menjadi kurang menyukainya. Roti tawar yang ditambahkan minyak ikan lebih banyak memiliki aroma yang lebih amis dan semakin lama penyimpanan roti tawar menyebabkan timbulnya aroma menyimpang, seperti aroma apek dan tengik pada roti tawar. Tekstur roti tawar juga mengalami perubahan akibat penyimpanan roti tawar yang terlalu lama, tekstur roti menjadi lebih keras. Roti tawar yang ditambah minyak ikan lebih banyak juga memiliki rasa yang tidak disukai panelis karena semakin banyak minyak ikan yang ditambahkan, roti tawar menjadi semakin terasa minyak ikan. Borneo et al. 2007 melaporkan bahwa berdasarkan penerimaan konsumen secara keseluruhan grafik penilaian kesukaan cookies yang difortifikasi dengan asam lemak omega 3 lebih rendah dibandingkan grafik cookies tanpa N il ai Pe n il ai an Ke se lu ru h an Perlakuan A A B B BC C D E F F FSugiharto et al Fortifikasi minyak ikan pada roti tawar penambahan asam lemak omega 3. Rasa omega 3 dan nilai uji sensori yang dan aroma merupakan faktor yang paling meliputi aroma, tekstur, rasa, dan berpengaruh pada penerimaan konsumen penilaian keseluruhan. Perlakuan terbaik terhadap produk yang diperkaya dengan yang diharapkan adalah kadar asam lemak minyak ikan karena memiliki risiko yang omega 3 tinggi, aroma normal, tekstur relatif tinggi terhadap terjadinya oksidasi sangat lembut, rasa normal, dan penilaian lipid dan berpengaruh terhadap rasa. keseluruhan yang sangat disukai oleh panelis. Tabel 2 merupakan tabel Penentuan Perlakuan Terbaik penunjang untuk pertimbangan pemilihan Penentuan perlakuan terbaik perlakuan berdasarkan pengurutan ranking dalam penelitian ini berdasarkan lima dari setiap perlakuan. parameter uji yaitu kadar asam lemak Tabel 2. Rekapitulasi ranking hasil penilaian parameter dari setiap perlakuan berdasarkan hasil uji BNT pada taraf 5%. Parameter Perlakuan * Penilaian Jumlah Urutan Kadar Omega-3 Aroma Tekstur Rasa Keseluruhan M0L0 4 10 4 41 2 M0L1 3 10 3 39 3 M0L2 2 12 2 9 9 34 6 M0L3 1 1 1 2 2 7 12 ** M1L0 8 10 4 10 9 41 1 M1L1 7 7 3 8 9 34 5 M1L2 6 8 2 7 8 M1L3 5 1 1 2 2 11 11 M2L0 12 4 6 34 4 M2L1 11 3 5 5 33 7 M2L2 10 4 2 4 4 24 9 M2L3 9 1 1 2 2 15 10 Penilaian diberikan untuk setiap parameter analisis, dengan skala 1-12, dimana semakin tinggi nilai maka * ** perlakuan yang digunakan semakin baik. Berdasarkan analisis deskriptif Perlakuan yang terbaik yang dipilih Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan terbaik, dengan nilai yang sama perlakuan penambahan minyak ikan yaitu 41, tetapi M1L0 mempunyai kadar sebanyak 1% dan lama penyimpanan roti asam lemak omega-3 sebesar dan selama 0 hari M1L0 dan penambahan M0L0 mengandung asam lemak omega-3 minyak ikan sebanyak 0% dengan lama sebesar yang diduga berasal dari penyimpanan 0 hari M0L0 adalah susu dan shortening yang ditambahkanFortifikasi minyak ikan pada roti tawar Sugiharto et al Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 Maret 2015 pada adonan. Pada penelitian ini dipilih perlakuan M1L0 sebagai perlakuan terbaik dengan alasan M1L0 memiliki kandungan asam lemak omega 3 yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan M0L0, dengan skor aroma 4,43 agak amis, skor tekstur 4,233 lembut, skor rasa 4,02 agak terasa minyak ikan, dan skor penilaian keseluruhan oleh panelis 3,95 suka. Walaupun hasil dengan penambahan sejumlah minyak ikan ke dalam roti tawar tidak sebaik perlakuan tanpa penambahan minyak ikan, aroma dan rasa roti tawar dengan penambahan 1% minyak ikan dengan lama penyimpanan 0 hari masih memiliki nilai skor yang paling mendekati normal dibandingkan perlakuan penambahan minyak ikan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan minyak ikan ke dalam adonan roti tawar masih bermanfaat dalam hal meningkatkan kadar omega 3 pada roti tawar serta roti tawar tersebut masih dapat diterima oleh PUSTAKA Hal yang perlu dilakukan pada penelitian selanjutnya adalah penambahan bahan tambahan pangan food additive yang memungkinkan untuk menutupi masking aroma amis minyak ikan dan rasa minyak ikan pada roti tawar sehingga panelis lebih menerima produk roti tawar yang difortifikasi dengan minyak ikan serta perlunya bahan tambahan pangan food additive untuk memperpanjang masa simpan roti tawar. KESIMPULAN 1. Penambahan minyak ikan dan lama penyimpanan roti tawar secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap, aroma, rasa, dan penilaian keseluruhan roti tawar, namun tekstur roti tawar hanya dipengaruhi oleh faktor lama penyimpanan. Penambahan minyak ikan dan lama penyimpanan roti tawar juga mempengaruhi kadar asam lemak omega-3. 2. Hasil terbaik diperoleh dari perlakuan dengan penambahan jumlah minyak ikan sebanyak 1% dan lama penyimpanan selama 0 hari M1L0 dengan total kadar asam lemak omega- 3 sebesar aroma 4,43 agak amis, tekstur 4,23 lembut, rasa 4,02 agak terasa minyak ikan, dan penilaian keseluruhan sebesar 3,95 suka. AOAC. 1995. Official Method of Analysis of The Association of Official Analitycal of Chemist. Published by The Association of Analitycal Chemist, Inc. Arlington, Virginia, USA. BBPP. 2013. Prosedur Kerja Kromatografi Gas. Balai Besar Penanganan dan Pengembangan Pasca Panen. Bogor. Borneo, R., D. Kocer, G. Ghai, Tepper, and Karwe. 2007. Stability and consumer acceptance of long chain omega-3 fatty acids eicosapentaenoiec acid, 205, n-3 and docosahexaenoic acid, 226, n- 3 in cream-filled sandwich cookies. J. of Food Science. 72 49-54. Gaman, and Sherington. 1992. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Edisi Kedua. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Lukito, V., and A. Arges. 2009. The Effects of adding omega 3 fatty acid on the texture and taste of chocolate chip cookies. 3/Project_Archive/Fall_2009/Fish df. Diakses pada tanggal 11 Februari et al Fortifikasi minyak ikan pada roti tawar Mudjajanto dan Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti. Penebar Swadaya. Jakarta. Syamsir, E. 2011. Bread Staling. bread-staling/. Diakses tanggal 10 Oktober 2013. Taylor. 1989. Fish Oil in Bakery Food. America Institute of Baking, Manhattan. Ye, A and J. Cui. 2009. Evaluation of processed cheese fortified with fish oil emulsion. J. Food Research International 8 1093- 1098.
pengamatan roti tawar selama 3 hari